Detail Cantuman Kembali
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN (IB) PADA PT. LEMBU BETINA SUBUR (LBS) KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT
Kebutuhan masyarakat akan protein hewani, terutama daging semakin meningkat dengan peningkatan jumlah penduduk dan tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging diusahakan pengembangan usaha peternakan sapi. Dalam jangka panjang diperkirakan akan terjadi peningkatan pendapatan perkapita penduduk Indonesia (Zainal Abidin, 2002).rnPT. LBS secara jeli telah melihat celah tersebut dan mulai tahun 2006 dengan kerja sama PT. Lembu Jantan Perkasa dibawah pimpinan Bapak Djaja Gunawan membuat terobosan pengembangan sapi breeding. Usaha breeding telah membuka jalan dengan harapan baru menuju percepatan penggembangan serta peningkatan populasi dan produktifitas sapi dalam rangka pemenuhan ketercukupan konsumsi daging bagi perbaikan gizi manusia Indonesia dimasa yang akan datang. Sistem perkawinan yang dianjurkan dalam suatu peternakan moderen adalah menerapkan teknologi inseminasi buatan (IB). Manfaat utama IB adalah memamfaatkan bibt pejantan unggul secara maksimal untuk meningkatkan mutu dan produktifitas ternak dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, manfaat kedua yang juga penting adalah mencegah penularan dan penyebaran penyakit reproduksi menular dalam satu kelompok ternak (Toelihere, 1981). Kurang telitinya dalam deteksi birahi sehingga terjadi kesalahan waktu untuk diadakan inseminasi buatan (Toelihere, 1981). Deteksi birahi yang tidak tepat menjadi penyebab utama kawin berulang, karena itu program deteksi birahi harus selalu dievaluasi secara menyeluruh. Saat deteksi birahi salah, birahi yang terjadi akan kecil kemungkinan terobservasi dan lebih banyak sapi betina diinseminasi berdasarkan tanda bukan birahi, hal ini menyebabkan timing inseminasi tidak akurat sehingga akan engalami kegagalan pembuahan (Brunner, 1984; dalam Toelihere, 1993).rnPada PT. Lembu Betina Subur jarak antara kelahiran (Calving Interval) berkisar antara 12,76 bulan. Umumnya sapi-sapi pada PT. LBS telah bunting pada servis pertama dengan nilai angka S/C 1,2. Dan tingkat kebuntingan (CR) dalam satu periode mencapai 87 %. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan di PT. LBS pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, cara memperlakukan sperma, khususnya perlakuan pada semen beku yang benar, pengenceran yang tepat, proses pembekuan sperma, penyimpanan dan thawing yang baik, Faktor manajemen lain seperti pemelihara atau pemilik ternak hendaknya ahli dalam bidang kesehatan reproduksi. Lama satu siklus birahi merupakan proporsi lama kebuntingan yang penting dan bila satu siklus hilang karena ketidakberhasilan pembuahan ini merupakan kerugian ekonomi pada sistem produksi yang intensif dan hilangnya siklus kedua karena kegagalan dalam mendeteksi dan menginseminasi kembali hewan yang tidak bunting dapat merugikan dalam segi ekonomi.rn
TRI OKTA RIDO BP. 09 013 52 026 - Personal Name
RACHMAD SUGANDA NBP. 1101362054 - Personal Name
ZURIAN DEBY BP : 06 014 015 - Personal Name
RACHMAD SUGANDA NBP. 1101362054 - Personal Name
ZURIAN DEBY BP : 06 014 015 - Personal Name
NONE
Laporan Tugas Akhir
Indonesia
2009
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
TRI OKTA RIDO BP. 09 013 52 026. (2009).TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN (IB) PADA PT. LEMBU BETINA SUBUR (LBS) KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd