IRSAN KURNIAWAN NBP. 1101371004; " />
Detail Cantuman Kembali

XML

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENUTUP CRACK BERBEDA PADA TELUR TETAS RETAK RAMBUT (Hair crack) TERHADAP SUSUT BOBOT, FERTILITAS, DEAD EMBRYO DAN DAYA TETAS TELUR AYAM STRAIN ISA BROWN


Seleksi telur tetas sangat menentukan keberhasilan suatu penetasan, dimana kegiatan ini merupakan langkah awal yang dilakukan sebelum telur diinkubasi. Di Hatchery umumnya telur tetas yang berkualitas baik memiliki ciri berat dan ukuran seragam, kerabang telur bersih dan rata, tidak kotor dan tidak retak. Sementara itu telur tetas berkualitas buruk yang mesti diculling adalah hair crack (retak rambut), toe crack (kerabang berlobang), tray crack (retak akibat egg tray), transport crack (retak akibat transportasi), damage (pecah), misshape (kerabang tidak rata) dan poor shell (kerabang tipis). Berdasarkan hasil pengamatan, rata-rata jumlah culling telur tetas di Hatchery adalah 1,25 %. Apabila jumlah telur tetas yang diseleksi sebanyak 115.200 butir, maka akan diperoleh telur culling sebanyak 1.440 butir diantaranya 51,26 % adalah telur hair crack (738 butir). Telur hair crack akan dijual sebagai telur konsumsi sedangkan telur culling lainnya disingkirkan. Salah satu upaya perusahaan untuk meminimalkan jumlah culling adalah dengan memanfaatkan telur tetas culling hair crack untuk diinkubasikan sehingga dapat menghasilkan anak ayam.rnMetode yang digunakan agar telur tetas hair crack bisa diinkubasi adalah dengan cara menutupi kerabang yang retak (crack) dengan menggunakan berbagai bahan seperti putih telur, pasta gigi dan lem silikon. Alasan pemilihan bahan ini karena mudah didapat, murah harganya dan tidak mengganggu kesehatan perkembangan embrio. Sampel diambil sebanyak masing-masing 36 butir untuk telur tetas retak rambut tanpa perlakuan, dengan perlakuan pasta gigi, putih telur dan lem silikon. Selanjutnya telur tetas ini diinkubasi selama 21 hari dan diamati susut bobot, fertilitas, dead embryo, daya tetas dan bobot tetas DOC.rnBerdasarkan hasil yang diperoleh, pemberian pasta gigi menghasilkan susut bobot yang sesuai dengan standar, namun daya tetas yang diperoleh sangat rendah yaitu 64,5 %. Sementara itu pemberian putih telur pada telur tetas retak rambut menghasilkan dead embryo yang terlalu besar sehingga daya tetas yang diperoleh terlalu rendah yaitu 54,8 %. Sedangkan pemberian lem silikon membuahkan hasil yang lebih baik, dimana susut bobot selama inkubasi rendah yaitu 10,5 %, angka dead embryo rendah dan daya tetas yang dihasilkan tinggi yaitu 93,3 % mendekati daya tetas yang diperoleh dari telur tetas berkualitas baik. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa lem silikon dapat dijadikan sebagai bahan penutup crack yang baik pada telur tetas retak rambut sehingga dapat dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan DOC yang berkualitas.rnKata kunci: telur tetas, hair crack, weight loss dan daya tetas.
NONE
Laporan Tugas Akhir
Indonesia
2014
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
IRSAN KURNIAWAN NBP. 1101371004. (2014).PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENUTUP CRACK BERBEDA PADA TELUR TETAS RETAK RAMBUT (Hair crack) TERHADAP SUSUT BOBOT, FERTILITAS, DEAD EMBRYO DAN DAYA TETAS TELUR AYAM STRAIN ISA BROWN.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd