Detail Cantuman Kembali
MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. MURINI SAM SAM ESTATE KABUPATEN BENGKALIS RIAU
Manajemen Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaies guineensis Jacq.) di PT. Murini Sam sam Estate, Riau Dibimbing oleh Ir. Ardi Sardina Abdullah MSirnTanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk family palmae merupakan tanaman yang sangat penting bagi Indonesia sebagai penghasil minyak nabati berupa minyak kelapa sawit kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO) dan minyak kernel sawit (Palm kernel Oil atau PKO) untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor.rnKelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman perkebunan Indonesia yang memiliki masa depan yang cukup cerah. Kelapa sawit yang berniai ekonomis tinggi adalah buah yang tersusun di sebuah tandan yang bisa disebut TBS (tandan buah segar).rnPanen merupakan salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam pencapain produktivitas. Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik (PKS).rnPanen merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas dan kuantitas produksi. Tanaman kelapa sawit umumnya sudah di panen pada umur tiga tahun di kebun. Tingkat kematangan buah kelapa sawit dapat dilihat perubahan warna, buah kelapa sawit yang masih muda berwarna hijau, karena pengaruh pigmen klorofil. Selanjutnya, buah akan berubah warna menjadi merah atau oranye akibat pengaruh pigmen beta keroten. Kondisi tersebut menandakan minyak sawit terkandung dalam daging buah telah maksimal dan buah sawit akan lepas dari tangkai tandannya (membrondol). Kriteria umum yang banyak dipakai adalah jumlah brondolan yaitu jumlah brondolan kurang dari 10 butir untuk tanaman yang kurang dari 10 tahun dan jumlah brondolan 15-20 butir untuk tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun. Selain itu, kriteria yang dapat digunakan adalah warna buah dan jumlah buah per bobot TBS keseluruhan. Kelapa sawit yang layak untuk dipanen apabila jumlah buah yang jatuh/berat brondolan adalah 2 butir brondolan/ kg TBS.rnPasca panen merupakan pengangkutan tandan buah segar (TBS) dari masing-masing pohon yang telah dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan dari TPH ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS atau PKS). Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen atau tim pemanen, sedangkan pengangkutan dari TPH ke pabrik dilakukan oleh petugas transport. Proses pengangkutan menjadi penting karena akan berpengaruh terhadap rendemen maupun kualitas minyak kelapa sawit yang akan diperoleh. Pada prinsipnya, pengangkutan yang benar ialah pengangkutan TBS yang dilakukan secara cermat dan tepat waktu. Pengangkutan buah dari TPH ke PKS menggunakan truk. Keberadaan PKS dalam suatu areal kebun menjadi sangat penting untuk menjaga mutu kelapa sawit. Dengan demikian TBS tidak terlalu lama dalam perjalanan dan biaya pengiriman ke PKS tidak terlalu besar
WINDA ARYANI BP. 1011321024 - Personal Name
NONE
Laporan Tugas Akhir
Indonesia
2014
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
WINDA ARYANI BP. 1011321024. (2014).MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. MURINI SAM SAM ESTATE KABUPATEN BENGKALIS RIAU.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd