ELSA YULI ANGGRAINI; " />
Detail Cantuman Kembali

XML

Ayam buras merupakan salah satu unggas lokal yang umumnya dipelihara petani di pedesaan sebagai penghasil telur tetas, telur konsumsi, dan daging. (Suryana dan Hasbianto, 2008). Berdasarkan perlakuan yang diberikan, ayam kampung umur satu minggu kurang dapat merespon kebutuhan protein yang tinggi. Peningkatan konsentrasi protein‐energi pakan tidak selalu dapat memperbaiki pertambahan berat badan pada ayam kampung. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan secara genetik dapat membatasi kebutuhan protein‐energi dalam pakan (Sidadolog dan Yuwanta, 2011). Kandungan protein 19% bisa diaplikasikan dalam pemeliharaan ayam kampung dengan memperhatikan bibit ayam kampung yang dipelihara, khualitas pakan yang diberikan agar menghindari terjadinya kerugian yang besar. Dalam menjalankan Proyek Usaha Mandiri ini, teknologi ini fokus terhadap “Peningkatan Performa Ayam Kampung Menggunakan Protein 19 % Dan Energi Metabolisme 2900 Kkal/Kg”. Teknologi ini digunakan untuk meningkatkan pertambahan Bobot Badan yang sesuai dengan target yang dibutuhkan. Teknologi ini juga di ambil dari jurnal penelitian dan veteriner oleh (Iskandar, S, et all, 1998). Pemberian ransum dengan kandungan 19 % protein menunjukkan efisiensi penggunaan ransum yang paling efisien dan ayam Silangan-pelung nyata lebih efisien dari pada ayam Kampung (Iskandar, et al). Usaha ini memperoleh kerugian sebesar Rp. - 367.400,00 pada perlakuan dan Rp. - 385.090,00 pada kontrol. Dalam pemeliharaan ayam, khususnya ayam kampung harus benar-benar teliti akan pakan dan kebutuhan nutrisi dari ayam tersebut. Untuk menghindari mortalitas yang tinggi sebaiknya menggunakan bibit ayam kampung yang unggul dan kebutuhan nutrisi pakan itu sendiri harus tercukupi.



ELSA YULI ANGGRAINI
ELSA YULI ANGGRAINI - Personal Name
Proyek Usaha Mandiri
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
2014
Payakumbuh
06 Januari 2014
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
ELSA YULI ANGGRAINI. (2014).Ayam buras merupakan salah satu unggas lokal yang umumnya dipelihara petani di pedesaan sebagai penghasil telur tetas, telur konsumsi, dan daging. (Suryana dan Hasbianto, 2008). Berdasarkan perlakuan yang diberikan, ayam kampung umur satu minggu kurang dapat merespon kebutuhan protein yang tinggi. Peningkatan konsentrasi protein‐energi pakan tidak selalu dapat memperbaiki pertambahan berat badan pada ayam kampung. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan secara genetik dapat membatasi kebutuhan protein‐energi dalam pakan (Sidadolog dan Yuwanta, 2011). Kandungan protein 19% bisa diaplikasikan dalam pemeliharaan ayam kampung dengan memperhatikan bibit ayam kampung yang dipelihara, khualitas pakan yang diberikan agar menghindari terjadinya kerugian yang besar. Dalam menjalankan Proyek Usaha Mandiri ini, teknologi ini fokus terhadap “Peningkatan Performa Ayam Kampung Menggunakan Protein 19 % Dan Energi Metabolisme 2900 Kkal/Kg”. Teknologi ini digunakan untuk meningkatkan pertambahan Bobot Badan yang sesuai dengan target yang dibutuhkan. Teknologi ini juga di ambil dari jurnal penelitian dan veteriner oleh (Iskandar, S, et all, 1998). Pemberian ransum dengan kandungan 19 % protein menunjukkan efisiensi penggunaan ransum yang paling efisien dan ayam Silangan-pelung nyata lebih efisien dari pada ayam Kampung (Iskandar, et al). Usaha ini memperoleh kerugian sebesar Rp. - 367.400,00 pada perlakuan dan Rp. - 385.090,00 pada kontrol. Dalam pemeliharaan ayam, khususnya ayam kampung harus benar-benar teliti akan pakan dan kebutuhan nutrisi dari ayam tersebut. Untuk menghindari mortalitas yang tinggi sebaiknya menggunakan bibit ayam kampung yang unggul dan kebutuhan nutrisi pakan itu sendiri harus tercukupi..(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd