Detail Cantuman Kembali
MANAJEMEN PEYIMPANAN BAHAN BAKU KAKAO DI PABRIK PENGOLAHAN COKELAT CHOKATO KELURAHAN KAPALO KOTO AMPANGAN PAYAKUMBUH SELATAN SUMATERA BARAT
Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagirnperekonomian nasional, yaitu sebagai penyedia lapangan kerja, sumber devisa negara, pengembanganrnwilayah dan pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakanrnlapangan kerja dan sumber pendapatan bagi 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besarrnberada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga subrnsektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta.rnSejarah kakao di Indonesia sangat panjang, Tanaman kakao pertama kali dibawa ke Indonesiarnoleh bangsa Spanyol pada tahun 1560 dan pertama kali ditanam di Celebes (Sulawesi). Pada tahunrn1859, di Ambon sudah terdapat 10.000-12.000 pohon tanaman kakao dan telah menghasilkanrnsebanyak 11,6 ton biji kakao. Eksport kakao pertama dilakukan pada tahun 1825-1838 dengan jumlahrneksport sekitar 92 ton. Tahun 1928 ekspor kakao Indonesia terhenti karena serangan hama tanamanrnkakao. Penanaman kakao di Jawa baru dimulai sekitar tahun 1880 di Jawa Tengah. Beberaparnperkebunan kopi di Jawa tengah kemudian disusul oleh perkebunan di Jawa Timur mulai melakukanrnpercobaan menanam kakao. Hal ini disebabkan pada saat itu tanaman kopi Arabika mengalamirnkerusakan akibat terserang penyakit karat daun.rnPerkebunan kakao Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak awal tahun 1980-an danrnpada tahun 2002, areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha dimana sebagian besarrn(87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunanrnbesar swasta. Indonesia sebenarnya berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia, apabilarnberbagai permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dan agribisnis kakaorndikembangkan dan dikelola secara baik.rnPengelolaan dan penyimpanan bahan baku biji kakao merupakan hal yang sangatrnpenting dalam melakukan operasi produksi. Penanganan yang dilakukan pabrik pengolahanrncokelat Chokato terhadap bahan baku biji kakao berupa metode FIFO yaitu persediaan yangrndisimpan pertama di keluarkan pertama. Maksudnya, bahan baku biji kakao yang telahrndisimpan atau yang telah masuk kedalam gudang penyimpanan pertama kali maka bahanrnbaku tersebutlah yang digunakan terlebih dahulu. Karena biji kakao tersebut memiliki sifatrnbahan baku yang kurang tahan lama. Apabila biji kakao tersebut disimpan dalam waktu yangrnlama maka kualitas yang terdapat pada biji kakao berkurang atau biji kakao tersebut akanrnberjamur, sehingga lemak kakao yang terkandung pada biji akan berkurang dan rusak.rndalam melakukan penyimpanan persediaan bahan baku biji kakao didalam gudangrnpenyimpanan pabrik pengolahan cokelat Chokato harus memberi tanda atau kode pada bahanrnbaku yang disimpan pertama, sistem pemberian kode pada bahan baku yang telah disimpanrnmerupakan hal terpenting agar pada saat penggunaan bahan baku tidak mengalami kesalahan.rnSehingga dapat menyebabkan kerugian.
OFI YANTI BP.1201362049 - Personal Name
NONE
Laporan Tugas Akhir
Indonesia
2015
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
OFI YANTI BP.1201362049. (2015).MANAJEMEN PEYIMPANAN BAHAN BAKU KAKAO DI PABRIK PENGOLAHAN COKELAT CHOKATO KELURAHAN KAPALO KOTO AMPANGAN PAYAKUMBUH SELATAN SUMATERA BARAT.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd